Apa yang kudapati di sebuah sore
di halaman belakang rumah, obrolan canda tawa sekumpulan anak kecil terdengar
sangat asik. Membicarakan bagaimana guru mereka yang mengajar dengan keras,
atau guru bahasa indonesia perempuan yang mengenakan pakaian dengan rok di atas
lutut dan balutan kemeja yang sedikit ketat. Setelah kutengok mereka alangkah
terkejutnya hati ini melihat sekumpulan bocah masih dengan seragam sekolah
lengkap dengan tas dan sepatu asik berbincang dan di temani kepulan asap rokok,
ya asap rokok.
Miris rasanya melihat mereka yang
masih bocah sudah memasukkan asap rokok ke dalam tubuhnya, apa yang sebenarnya
terjadi? Apa yang sebenarnya yang ada di pikiran mereka? Kemana orang tua
mereka? Inilah sejumlah pertanyaan yang hinggap di kepala setelah saya mengusir
mereka dengan menyirami air.
Masa kanak-kanak menurut saya
merupakan masa yang sangat mengasikkan, dimana tak ada permasalahan, tak ada
beban, tak ada tanggung jawab dan lain sebagainya. Keseharian hanya di isi
untuk bermain dengan teman di sekitar rumah, dari bermain kelereng, gasing, mengejar
layangan, sampai memecahkan pot tanaman yang terbuat dari tanah liat milik
tetangga. Lalu ketika ingin jajan minta uang jajan ke orang tua. Itulah sedikit
gambaran masa kecilku dulu. Tapi sebuah kenyataan yang kudapati sore ini sungguh
berbeda.
Sepertinya anak zaman sekarang
dipaksa untuk cepat dewasa, dan meninggalkan masa bermainnya. Sering kudapati
warnet di sekitar rumah di penuhi dengan anak-anak kecil yang sedang bermain
game online, atau membuka jejaring sosial facebook. Atau sering juga ku lihat
anak-anak kecil lebih asik bermain dengan gadget mereka, bermain game firtual
yang hanya bermodalkan jemari kecilnya. Sudah jarang ku lihat khususnya di kota
besar jakarta ini, anak kecil yang menangis karena kalah bermain kelereng
dengan temannya, atau anak kecil yang di sekujur tubuhnya di penuhi keringat
setelah bermain bola di lapangan.
Sedikit pesan dari penulis yang
miris hatinya kepada para orang tua. Wahai orang tua yang telah melahirkan anak
dari hubungan cinta, jagalah anakmu, cintai mereka, jangan kau paksa mereka
untuk cepat dewasa, biarkanlah mereka untuk menikmati manisnya masa kanak-kanak
sebelum nantinya mereka akan merasakan kerasanya kehidupan. Sebab ketika kalian
memaksa untuk capat dewasa jangan kau salahkan ketika dewasa nanti mereka
kekanak-kanakan.